Sabtu, 21 Februari 2015

MAROON 5 KELUAR DARI ZONA AMAN



Rasanya tidak terlalu berlebihan bila mencap Maroon 5 sebagai band yang matang dan kreatif. Apalagi bila melihat kepercayaan diri Adam Levine (vokalis), Jesse Carmichael (keyboard), Mickey Madden (bass), James Valentine (gitar), dan Matt Flybb (dram) meluncurkan single-single unik yang justru keluar dari warna khas mereka. Dimulai dari single Move Like Jagger yang menuai sukses di mancanegara, dan sebentar akan menyusul single dan album terbaru mereka di pertengahan bulan Juni 2012.


Berkaca dari keberhasilan Move Like Jagger, Levine dan kawan-kawan kini semakin percaya diri. Ternyata tampil menyanyikan lagu yang berbeda dari kebiasaan mereka terasa menyenangkan. Apalagi mereka berhasil menarik perhatian banyak orang, selain penggemar setia Maroon 5.


Sebentar lagi, tepatnya pada 26 Juni 2012 album terbaru yang juga akan menarik perhatian banyak orang segera dirilis. Album keempat Maroon 5 bertajuk Overexposed dijamin membuat penggemar dan pecinta musik dunia tercengang. “Kami belajar banyak dari single Moves Like Jagger. Awalnya kami tidak percaya bahwa single dengan sentuhan aransemen rock and roll ini akan sukses. Kami bahkan sempat takut menerima kritikan bahwa musik Maroon 5 berubah. Tapi faktanya justru berkata lain. Lagu tersebut justru menjadi penyegaran dalam musik Marooon 5. Berkat single Moves Like Jagger kami semua belajar tentang kunci sukses dan saling menghargai serta mendukung di antara para personel band,” lontar Levine seperti yang dikutip dalam situs resmi Maroon 5.

Overexposed adalah album studio keempat yang diproduseri Max Martin, Ryan Tedder, Shellback dan Benny Blanco. Dua nama produser yang berhasil melejitkan Maroon 5 di single Moves Like Jagger yakni Benny Blanco dan Shellback kembali didapuk Levine. Keberadaan dua produser ini dipercaya bisa membawa keberuntungan tersendiri untuk band papan atas Amerika Serikat ini. Album yang mulai direkam sejak tahun 2011 di Los Angeles, memilih single berjudul Payphone.


Lagi-lagi single jagoan ini diproduseri oleh Shellback dan Benny Blanco. Payphone resmi dirilis pertama kali pada 16 April 2012 di acara The Voice (AS). Dalam single andalan ini Maroon 5 berkolaborasi dengan penyanyi rap Wiz Khalifa. Payphone ditulis oleh Adam Levine, Shellback, dan Ammar Malik. Bila melihat nama produser yang terlibat di single andalan ini, sudah pasti ekspektasi kita menuju pada lagu Moves Like Jagger. Tetapi kembali Levine dan dua produser bertangan dingin menciptakan aransemen unik.


Lagu pembuka album keempat ini justru lebih terdengar mid-tempo pop ballad dengan melodi yang catchy. Sentuhan unik lagu mulai terasa sejak detik pertama, dimana suara khas Adam Levine yang diperdengarkan dengan hanya iringan melodi keyboard. Khusus di lagu andalan ini Maroon 5 mengajak rapper Black and Yellow yaitu Wiz Khalifa. Lewat Payphone pula Maroon 5 pertama kali membuka kerjasama dengan rapper. Lagu yang bertutur tentang akir sebuah hubungan percintaan ini semakin terdengar berkualitas dengan sentuhan para rapper.


“Hadirnya rap dari Wiz Khalifa saya akui banyak menimbulkan pro dan kontra bagi sebagian orang. Tetapi untuk bagi saya rap dari Wiz Khalifa ini bukanlah sebuah hal yang penting, karena dengan atau tanpa rap dari Wiz Khalifa lagu ini jelas sudah memiliki kekuatan tersendiri. Tetapi tidak bisa saya pungkiri juga keberadaan para rapper membuat nuansa musik kami sedikit berbeda,” lontar Levine.


Secara keseluruhan, Payphone adalah sebuah lagu yang sangat radio-friendly. Payphone mengingatkan akan lagu-lagu Maroon 5 terdahulu seperti Won’t Go Home Without You dan Goodnight Goodnight. Sementara album Overexposed sendiri lebih mengedepankan gaya musik bernuansa disko zaman dulu. Bila mendengar single lainnya yang berjudul Doin’ Dirt, pendegar sejenak bisa lupa pada genre pop rock Maroon 5. Sang gitaris Valentine pun ikut menegaskan bahwa kehadiran album Overexposed adalah hasil pengasingan diri Maroon 5 dari kerumitan industri musik pop.


Karena itu jugalah Maroon 5 memutuskan untuk mengajak banyak orang termasuk produser dan penulis lagu dalam album terbaru mereka. Kehadiran orang baru tersebut membuat proses pembuatan musik terasa lebih menyenangkan. “Kami serasa dilahirkan kembali setelah sepuluh tahun eksis sebagai band. Sekarang kami melihat ke masa depan dan berpikir kenapa tidak? Kami tidak mungkin melakukan hal yang sama selama-lamanya,” ungkap Valentine.  


Selain menyajikan album terbaru, Maroon 5 juga tengah menyiapkan kejutan. Rencananya pada tanggal 5 Okotober 2012 mereka kembali datang menyambangi Jakarta. Bersama dengan promotor JAVA Musikindo, Maroon 5 menggelar konser Istora Senayan. Kedatangan kembali Maroon 5 ke Jakarta sudah pasti membuat heboh. Tahun lalu saja, tepatnya pada tanggal 24 April 2011 ribuan orang rela mengantri berjam-jam di depan rumah sang promotor Andrie Subono. Total penonton yang memadati area konser Maroon 5 diprediksi mencapai angka 8.000 orang.


Kini menjelang konser banyak orang mulai “menyerbu” kediaman Andrie Subono. Bahkan followers twitter sang promotor kemungkinan bertambah, demi mendapatkan berita terbaru seputar konser Maroon 5. Namun sayangnya rencana penjualan pre sale tiket konser Maroon 5 yang seharusnya dilaksanakan Sabtu (9/6) tertunda. "Karena masih adanya kendala maka penjualan tiket Maroon 5 besok Sabtu 9 Juni tidak jadi diadakan dan diundur sampai pengumuman berikutnya," tulis akun Twitter bos promotor JAVA Musikindo @adriesubono, Jumat (8/6/2012).


Pada penjualan pres sale pedana ini sebanyak 300 lembar tiket kelas tribun dan festival akan dilepas. Tetapi ditegaskan juga oleh Andrie bahwa penundaan penjualan tiket pre sale tidak mengggoyahkan rencana konser Maroon 5. Sementara untuk harga tiket dibanderol Rp 650.000 untuk presale kelas tribun. Sementara presale kelas festival Rp 850.000. Untuk harga normal kelas tribun Rp 950.000 dan festival Rp 1.350.000. [Elvira Anna Siahaan]   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar